Sahabat Penyu Sisik

Penurunan curam jumlah keanekaragaman hayati kita merupakan masalah yang harus ditanggulangi secepat mungkin dan seefektif mungkin. Terutama bila menyangkut Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), yang kondisi populasinya sudah kritis. Memang pertumbuhan dan laju reproduksi mereka yang lambat meningkatkan kerentanan mereka, namun eksploitasi berlebihan oleh manusialah yang mengancam keberlangsungan hidup mereka. Praktik penggunaan cangkang penyu sisik (lebih dikenal dengan cangkang kura- kura) sudah dimulai dari masa Mesir, Romawi dan Yunani kuno. Meski berbagai negara sudah berusaha menekan praktik konsumsi daging dan cangkang penyu sisik, penangkapan illegal dan bahkan penangkapan tidak disengaja tetap merajalela di berbagai belahan dunia. Dalam 100 tahun terakhir, penyu sisik bersarang 80% lebih sedikit dari sebelumnya, angka yang tentunya tidak cukup untuk menjaga kelanjutan spesies ini.

Dalam rangka upaya pelestarian penyu sisik, Sahabat Alam mengunjungi Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, Indonesia di tanggal 26 October 2008. Menanggapi fakta bahwa penyu sisik masih kesulitan untuk bertahan hidup ditengah berbagai kegiatan manusia yang membahayakan alam dan juga perubahan iklim, Sahabat Alam turut membantu melepas bayi penyu sisik yang baru menetas kembali ke laut.

Melalui kegiatan ini, generasi muda dididik untuk memahami bahwa penyu sudah menjadi salah satu dari fokus permasalahan kita karena penyu sisik memegang peranan penting dalam ekosistem laut dan pesisir. Penyu mengonsumsi spesies ubur-ubur yang berbahaya, spons laut dan juga rumput laut. Oleh sebab itulah mereka memegang peranan penting dalam rantai makanan karena keberadaan mereka menciptakan habitat yang lebih kondusif bagi makhluk-makhluk yang berada di tingkatan rendah rantai makanan. Selain itu, sarang dan tetasan penyu juga penting untuk menjaga nutrisi di ekosistem pesisir. Telur penyu, baik yang gagal maupun berhasil menetas, dan juga bayi penyu yang tidak berhasil mencapai laut berguna sebagai sumber makanan bagi mahkluk-mahkluk penghuni pesisir pantai.